18 October 2008

Panitia Jurit Malam


- Gw di Make Up -


Gw mau menceritakan pengalaman gw melakoni sebuah peran yang tugasnya nakut-nakutin orang.

Semua ini berawal dari keisengan gw saat SMP, ngagetin orang. Saat SMP gw bersekolah di Internat Al Kausar, sekolah berasrama di Sukabumbum alias Sukabumi dan di bawah kaki gunung Salak.

Gw paling suka ngagetin orang dari balik semak-semak saat para siswa-siswa lalu lalang untuk mengambil air wudhu untuk shalat isya. Tempatnya cozy bagi gw, gelap dan sepi. Di tempat-tempat strategis lain pun gw suka ngagetin. Waktu SMP mungkin gw udah ratusan kali ngagetin orang. Berbagai ekspresi orang kaget udah pernah gw lihat secara eksklusif dan live.

Cara gw ngagetin orang bukan dengan suara yang mengagetkan biasa melainkan gw berdesis kencang. Gw ga tau sebutan apa yang tepat, berdesis kencang atau suara berak yang keluar dari orang yang mau ditabrak truk atau apalah. Tapi gw belum menemukan orang yang dapat melakukan desisan seperti ini. Mau tau suaranya? Cari saja saya.

Keterampilan gw tersebut ternyata diketahui sebagian guru, pelatih Taekwondo salah satunya. Jadilah, setiap ada pelantikan Taekwondo untuk adik kelas, gw dipanggil untuk menjadi panitia, panitia Jurit Malam tentunya. Gw ikut Taekwondo juga. Saat pemilihan anggota OSIS SMP yang baru juga, gw jadi panitia Jurit Malam. Gw anggota OSIS juga.

Beberapa peran gw :

Tuyul di Pohon Kelapa.

Dilakoni saat pelantikan Taekwondo. Di pos yang gw jaga ini tugas peserta cuma jalan sendiri-sendiri saja tapi tidak tahu apa yang akan menantinya di depan, cukup mudah kan? Tugas gw : berdandan layaknya tuyul, pake celana yang digulung sependek mungkin, muka dan badan dilumuri bedak, nemplok di tengah batang pohon kelapa saat tengah malam yang dingin dan mencekam, loncat sambil berdesis saat ada peserta yang lewat. Peserta ada yang nangis. Bayangkanlah kengeriannya.

Pocong di Bawah Pohon Bambu.

Dilakoni saat pelantikan Taekwondo juga. Tugas gw berdandan seperti pocong, dibalut kain putih, lalu tiduran di bawah pohon bambu, kaki gw diikat oleh sabuk Taekwondo. Tugas tiap peserta adalah mengambil sabuk tersebut dari kaki gw. Saat ada peserta yang datang dan berusaha mengambil sabuk tersebut. . . . . anda tahu kelanjutannya. Disini gw ikut ketakutan juga, karena setiap gw menunggu peserta datang, pasti pohon bambu tsb selalu bergerak-gerak dan berbunyi, tapi ketika peserta datang, pohon tersebut diam seribu bahasa, begitu seterusnya.

Penunggu Pohon Beringin.

Dilakoni pada salah satu kegiatan pemilihan pengurus OSIS yang baru. Tiap peserta harus duduk di bawah pohon beringin pada tengah malam selama 5 menit. Tugas gw mengganggunya tapi tidak boleh terlihat. Seperti uji nyali.

Masih ada beberapa peran lagi yang gw lakoni saat SMP, tapi gw lupa.

Saat SMA, kebiasaan gw ngagetin orang tak berkurang, dan gw tetap menjadi panitia Jurit Malam.

Beberapa peran gw :

Tuyul Merayap.

Dilakoni pada salah satu kegiatan pemilihan pengurus OSIS yang baru. Gw anggota OSIS lagi. Di pos yang gw jaga ini peserta diharuskan membaca sebuah petunjuk yang ditempel di pintu ruang kelas sekolah. Saat itulah gw muncul dari balik tembok, merayap dengan dandanan tuyul yang khas dan tak lupa desisan yang mengagetkan. Di sini setiap peserta pada lari, tak ada yang terkecuali.

Penunggu Ruang Kimia.

Dilakoni pada salah satu kegiatan pemilihan pengurus OSIS yang baru juga. Tugas gw cuma memastikan tiap peserta yang datang, membuka sebuah pintu dan melihat tengkorak dibaliknya.

Sekian pengalaman gw sebagai pantia Jurit Malam. Butuh panitia Jurit Malam? Hubungi saja saya.

06 October 2008

Jurnal Mudik Saya

Gw mudik seperti biasa ke kampung bokap di kecamatan Pancalang, kabupaten Kuningan, provinsi Jawa Barat, pulau Jawa, negara Indonesia, benua Asia, planet Bumi, galaksi Bima Sakti. Gw mudik pas H -1, jadi, jalanan lancar bagaikan betapa amat sangat lancarnya berak gw kalo abis makan buah mangga 5 kg. awesome.

Nothing special
dalam mudik kali ini. Semuanya berjalan seperti biasa, shalat ied-maaf-maafan-makan ketupat-ke kuburan-silaturahmi-wisata-beli oleh-oleh, kecuali satu hal yang tak biasa, PANAS. Pancalang tidak diguyur/dicium/disentuh/di-berak-in/disenggol hujan sejak bulan April 2008, how come?


Ketemu saudara-saudara yang masih kecil/balita menjadi nilai plus tersendiri. Menimbulkan pertanyaan di benak gw, 'apa aja yg gw lakukan saat menjelma jadi balita waktu dulu ya?'

Balita-balita tsb :

Said, bayi berumur 5 bulan berbobot 9 Kg. How big he is.

Jihan, bayi berumur 1 setengah tahun berbobot 12 Kg.

Pulang ke rumah pas H + 2, lancar juga bagaikan betapa amat sangat lancarnya berak gw kalo abis makan buah pepaya 5 kg (mangganya abis). awesome. Besoknya pergi ke Jakarta, silaturahmi ke keluarga nyokap.



Alrite, stay tune at ibun-bun.blogspot.com